Jumat, 04 Januari 2019

Terlalu Banyak Toko, Starbucks Bisa Terancam Bangkrut | Konsultan Bisnis Manajemen

KONSULTAN HOTEL & RESTORAN

TERBAIK, +831-9864-6177. Terlalu Banyak Toko, Starbucks Bisa Terancam Bangkrut.

Toko Starbucks di Jakarta, Starbucks Toko Indonesia, Starbucks in Amerika, Starbucks America Locations, Starbucks Indonesia Bangkrut, Konsultan Bisnis Jakarta, Konsultan Bisnis Jakarta Barat, Konsultan Bisnis di Jakarta, Konsultan Bisnis Cirebon, Konsultan Bisnis di Depok, Konsultan Bisnis Jakarta Timur. 




Banyak cara pebisnis untuk meningkatkan keuntungan termasuk memperbanyak toko. Namun pertumbuhan toko yang semakin meluas rupanya bisa berdampak negatif bagi pebisnis sendiri.

Seperti kasus Starbucks Corp yang dikabarkan terancam bangkrut karena persoalan toko dan harga. Para analis Wall Street mulai melihat dampak negatif dari harga yang terus naik serta toko Starbucks kian bertambah.

Di Amerika Serikat, Starbucks memiliki jumlah toko lebih banyak daripada restoran cepat saji McDonald’s. Jumlah kedai Starbucks 127 lebih banyak dibanding McDonald’s yakni terdapat 14.163 toko. Belum lagi harga yang dianggap tidak pernah tetap.

BACA JUGA : Bingung Mencari Koki Terbaik, Inilah Tips Mencari Koki Handal

Kalangan analis Wall Street menilai Starbucks perlu mengatasi kedua permasalahan tersebut. Jumlah toko yang terlalu banyak bisa menimbulkan boomerang karena persaingan semakin ketat sehingga berisiko menurunkan penjualan.

Para eksekutif dari Starbucks pun mengakui kalau bisnis mereka sedang lesu. Bahkan mereka telah memprediksi penjualan semakin menurun di 2018, melihat keuntungan kedai kopi terbesar di dunia itu hanya naik 2% saat libur akhir tahun. Padahal dua tahun lalu, pertumbuhan bisnis Starbucks naik 9% pada momen serupa.

Pihak Starbucks mengklaim kalau pertumbuhan bisnis yang lesu dipengaruhi oleh penurunan bisnis ritel, perubahan progam hadiah, hambatan layanan melalui aplikasi smartphone, dan kurangnya promosi. Pertumbuhan toko dan harga tidak terlalu berpengaruh terhadap bisnisnya.

Meski demikian, sejumlah analis tak setuju dengan alasan tersebut. Analis Sara Senatore dari Bernstein menilai kalau pertumbuhan toko berlebihan bisa mengancam Starbucks pailit setelah melakukan penelitian tentang tren industri restoran. Pertumbuhan toko diakui memang bisa menambah nilai positif dari Starbucks tapi dapat menimbulkan boomerang.

BACA JUGA : Perbedaan Bisnis Franchise Dengan Lainnya

Analis lainnya, John Zolidis selaku Pimpinan dari Quo Vadis Capital, setuju dengan Sara. “Kita percaya bahwa membuat toko baru menjadi masalah,” ujar John seperti dilansir dari Channel News Asia.

Sementara untuk persoalan harga, John meyakini kalau Starbucks memiliki harga jual tinggi. Dalam setahun, harga rata-rata produk Starbucks selalu meningkat. Berbeda dengan produk dari toko lainnya yang bisa menetap selama satu sampai dua tahun.

“Kita percaya kalau Starbucks menaikkan harga terlalu tinggi,” kata John lagi.

BACA JUGA : Apa Itu Manajemen Operasional

Sebagai contoh, McDonald’s dan Dunkin’ Donuts telah menahan harga minuman termasuk kopi selama dua tahun terakhir. Sementara Starbucks menaikkan harga sekitar 3,5% setiap tahun. Hal ini yang juga menjadi penyebab para pelanggan Starbucks mencoba produk lain di toko serupa dengan harga lebih murah.




Industri yang kami layani :
>>>> Retail / Ritel : Segala Jenis Toko : Toko Buku, Toko Bangunan, Toko Bakery, Baby Shop, Pet Shop, Toko Roti, Minimarket, Supermarket, Hypermart, Toko Buah, Toko Obat / Apotek, dll.
>>>> Manufacture / Pabrik : Segala Jenis Pabrik : Pabrik Makanan & Minuman, Pabrik Plastik, Pabrik Kertas, dll.
>>>> Service : Hotel, Restoran, Printing, Cafe, FnB, F & B, Laundry, Wedding, Fashion Design, Barber Shop, dll.
>>>> Start Up : Segala Jenis Industri.


sumber: CNBC-Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

New York Bakal Punya Restoran Khusus Acar Goreng | Konsultan Bisnis Manajemen

KONSULTAN HOTEL & RESTORAN BERPENGALAMAN, +62 813-9864-6177.  New York Bakal Punya Restoran Khusus Acar Goreng. Restaurant New York...